www.lensautama.id –
Jakarta – Menjelang akhir hayat, banyak orang mulai merenung dan mengevaluasi kehidupan yang telah dijalani. Mereka mempertimbangkan apa yang seharusnya dilakukan berbeda dan apa saja penyesalan yang menghampiri.
Bronnie Ware, seorang mantan perawat pasien terminal, menulis buku berjudul The Top Five Regrets of the Dying, di mana dia berbagi pengalamannya mendengarkan penyesalan dari pasien-pasiennya yang sekarat.
Selama delapan tahun bekerja dengan pasien yang menghadapi penyakit serius, Bronnie berkesempatan melihat bagaimana banyak dari mereka merasa menyesal atas keputusan dan pilihan yang diambil sepanjang hidup mereka. Dengan mendengarkan berbagai cerita itu, ia menyadari bahwa kesepian dan penyesalan datang kepada orang-orang pada saat-saat terakhir hidup mereka.
“Saat kita menyadari bahwa waktu kita hampir habis dan melihat kembali kehidupan kita, dengan jelas kita dapat melihat impian yang tidak tercapai,” ujarnya.
Bronnie menemukan bahwa sering kali orang menjalani hidup bukan sesuai keinginan mereka, melainkan mengikuti harapan keluarga, seperti memilih jurusan atau karier tertentu. Sebagian besar bahkan mengorbankan impian mereka untuk tetap dekat dengan orang-orang yang mereka cintai.
Dia merangkum lima penyesalan yang paling umum diungkapkan oleh pasiennya:
1. Saya berharap saya memiliki keberanian untuk menjalani kehidupan yang lebih autentik, bukan sekadar yang diharapkan orang lain.
2. Saya berharap saya tidak terlalu bekerja keras.
3. Saya berharap saya berani menyampaikan perasaan saya.
4. Saya berharap saya menjaga hubungan baik dengan teman-teman saya.
5. Saya berharap saya dapat membiarkan diri saya menikmati kebahagiaan lebih.
Menariknya, banyak orang mengungkapkan penyesalan atas kerja keras yang mereka lakukan. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 78% dari 1.170 pekerja di Amerika Serikat mengaku telah mengorbankan waktu liburan mereka demi pekerjaan.
Hal ini menciptakan tekanan yang besar terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan mereka. Bill Gates, pendiri Microsoft, pernah berbagi pandangannya tentang hal ini dalam sebuah pidato. Dalam kesempatan itu, dia mengungkapkan bahwa dia juga dulu tidak percaya pada pentingnya waktu untuk bersantai.
“Saat seusia kamu, saya tidak percaya pada liburan. Saya tidak percaya pada akhir pekan,” jelas Gates. Namun, seiring berjalannya waktu, dia baru menyadari pentingnya meluangkan waktu untuk hubungan yang lebih bermakna.
“Luangkan waktu untuk membina hubungan, merayakan kesuksesan, dan pulih dari kerugian. Beristirahatlah ketika Anda membutuhkannya dan berikan dukungan kepada orang-orang di sekitar Anda saat mereka membutuhkannya,” tambahnya.