www.lensautama.id – Wakil Menteri Keuangan Indonesia, Thomas Djiwandono, mengungkapkan bahwa surat berharga negara (SBN) terus menarik minat para investor asing, meskipun kondisi geopolitik global semakin rumit dan ketidakpastian ekonomi meningkat. Di tengah situasi tersebut, hasil lelang SBN mencatatkan penawaran luar biasa yang menunjukkan kepercayaan pasar terhadap stabilitas keuangan negara.
Dalam lelang SBN terbaru yang berlangsung pada 17 Juni 2025, total penawaran mencapai Rp 81,03 triliun, dengan jumlah yang dimenangkan mencapai Rp 30 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa minat terhadap SBN masih sangat kuat di kalangan investor, meskipun tantangan global terus menjadi sorotan.
“Dari total incoming bid, kami berhasil mewujudkan tingkat partisipasi yang sangat baik, dengan bid to cover ratio yang signifikan,” jelas Thomas saat konferensi pers. Ini merupakan sinyal positif mengenai kemampuan pemerintah dalam mengelola keuangan publik dan menarik minat investasi.
Kepercayaan Investor Terhadap Stabilitas Keuangan Indonesia
Thomas menekankan, meski situasi global penuh ketidakpastian, partisipasi investor asing tetap tinggi. Pada lelang tersebut, partisipasi asing mencapai 16.88% untuk SBN syariah dan 20,10% untuk SBN konvensional.
“Ini menunjukkan bahwa kepercayaan pasar terhadap stabilitas dan kredibilitas fiskal Indonesia tetap terjaga, meskipun ada berbagai tantangan,” ungkapnya lebih lanjut. Kinerja positif ini mencerminkan kepuasan investor terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.
Dengan angka pencapaian tersebut, imbal hasil SBN mampu dipertahankan di level rendah, yakni sebesar 6,72% hingga 13 Juni 2025. Hal ini menggambarkan efisiensi dalam pengelolaan utang negara, yang juga mencapai tujuan fiskal.
Analisis Spread dan Daya Tarik SBN di Pasar Global
Pergulangan spread atau selisih imbal hasil antara SBN tenor 10 tahun dengan surat berharga pemerintah Amerika Serikat untuk tenor yang sama juga tetap stabil. Saat ini, spread berada di kisaran 231 basis points, menunjukkan daya saing yang baik di pasar internasional.
Thomas menyebut bahwa data tahun berjalan menunjukkan pembelian SBN oleh investor asing mengarah pada angka net buy mencapai Rp 53,91 triliun. Data ini memberikan sinyal positif mengenai ketertarikan investor asing, terutama dalam suasana pasar yang volatile.
“Meski volatilitas pasar meningkat, SBN tetap menjadi pilihan menarik bagi investor. Keadaan ini mencerminkan kepercayaan yang kuat terhadap kebijakan fiskal yang dijalankan pemerintah,” tegasnya. Kinerja ini menjadi tanda bahawa Indonesia masih menjadi destinasi investasi yang patut dilirik.
Optimisme Ekonomi dan Strategi Pemerintah ke Depan
Di tengah ketidakpastian yang ada, Thomas menyatakan bahwa pemerintah akan tetap berkomitmen dalam menerapkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Keberlanjutan dan kestabilan fiskal menjadi prioritas utama untuk menarik lebih banyak investor.
Dalam rencananya, pemerintah berencana untuk terus menjaga imbal hasil SBN pada tingkat yang rendah untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Langkah ini juga diharapkan dapat menarik minat perusahaan domestik dan asing untuk berinvestasi di Indonesia.
“Kebijakan kami bertujuan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan tetap menjaga defisit anggaran dalam batas yang wajar,” ucap Thomas. Keberlanjutan dan pertumbuhan yang inklusif menjadi sasaran utama dalam kebijakan keuangan ke depan.