www.lensautama.id – Kondisi ekonomi global saat ini tengah menghadapi tantangan yang serius. Berbagai sektor, terutama tenaga kerja, merasakan imbas dari situasi ini yang ditandai dengan meningkatnya jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai industri.
Berdasarkan data terbaru, jumlah PHK di Indonesia per Mei 2025 menunjukkan kenaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat bahwa total angka PHK mencapai 26.455 orang, menunjukkan dampak serius pada kehidupan banyak pekerja.
Pemutusan hubungan kerja ini paling terlihat di daerah-daerah seperti Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Riau. Kementerian Ketenagakerjaan mengidentifikasi sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap maraknya PHK, antara lain transformasi teknologi dan penerapan digitalisasi dalam operasional perusahaan.
Faktor Penentu Peningkatan Angka PHK di Indonesia
Salah satu faktor utama yang memicu meningkatnya angka PHK adalah perubahan mendasar dalam cara perusahaan beroperasi. Banyak perusahaan kini dihadapkan dengan kebutuhan untuk bertransformasi secara digital untuk tetap bersaing. Hal ini sering kali mengakibatkan pengurangan tenaga kerja.
Lebih dari 40% perusahaan melaporkan bahwa mereka terpaksa mengurangi jumlah karyawan, baik melalui PHK maupun tidak mengganti posisi yang ditinggalkan oleh karyawan yang pensiun. Keputusan ini membuat banyak orang kehilangan pekerjaan dan menambah tantangan di pasar tenaga kerja.
Data menunjukkan bahwa karyawan tetap penuh waktu menjadi kelompok yang paling terkena dampak, diikuti oleh pekerja paruh waktu, kontrak, dan temporer. Hal ini mencerminkan dampak langsung dari situasi ekonomi yang menekan perusahaan untuk melakukan efisiensi biaya.
Pekerjaan yang Paling Banyak Terkena PHK di Tahun 2024
Laporan mengenai pengurangan pekerjaan menunjukkan bahwa sejumlah bidang tertentu paling banyak mengalami pemotongan tenaga kerja. Beberapa posisi yang paling terpengaruh meliputi admin dan SDM, manajemen, serta akuntansi, menandakan perubahan besar dalam prioritas perusahaan.
Posisi di departemen pemasaran dan branding juga tak luput dari dampak tersebut. Banyak perusahaan merasa bahwa mereka harus merestrukturisasi tim mereka agar bisa beradaptasi dengan perubahan cepat di pasar, dan ini sering kali berujung pada PHK.
Misalnya, pekerjaan di sektor IT dan teknik juga mengalami penyesuaian, dengan perusahaan mencari cara untuk mengotomatisasi tugas-tugas tertentu guna mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. Ini menunjukkan bagaimana perkembangan teknologi menjadi titik balik dalam dunia profesional saat ini.
Alasan di Balik Keputusan PHK yang Marak Terjadi
Berbagai alasan mendasari tindakan PHK yang dilakukan oleh perusahaan. Pertama, banyak yang ingin mengurangi biaya operasional untuk bertahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu. Habiskan secara bijaksana menjadi kunci bagi kelangsungan perusahaan.
Selain itu, proyeksi kondisi ekonomi yang semakin memburuk membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam pengelolaan sumber daya manusia. Banyak yang beralih ke model kepegawaian yang lebih fleksibel, seperti mempekerjakan staf paruh waktu.
Pihak-pihak yang terlibat perlu mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk restrukturisasi internal yang kadang-kadang mengharuskan pemutusan hubungan kerja. Dalam banyak kasus, otomatisasi juga berperan penting dalam pengurangan jumlah tenaga kerja. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya teknologi dalam membuat keputusan bisnis saat ini.