www.lensautama.id – Investor asing menunjukkan ketertarikan yang terus menerus terhadap pasar keuangan di Indonesia, meskipun ada penurunan dalam selisih imbal hasil antara surat berharga negara (SBN) dan US Treasury. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun situasi ekonomi global mengalami beberapa tantangan, Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik.
Berdasarkan analisis terbaru dari Bank Indonesia (BI), selisih imbal hasil SBN tenor 10 tahun dengan US Treasury tenor 10 tahun menyusut menjadi 205 basis points (bps). Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dari tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar 240 bps.
“Dengan menyusutnya spread antara SBN dan surat berharga AS, pada 19 Agustus mencapai 205 bps, kami tetap optimis akan aliran modal asing,” ujar Direktur Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas BI, Ronald D. Parluhutan, dalam sebuah diskusi di Yogyakarta.
Porsi Investor Asing dan Domestik di Pasar SBN Indonesia
Meskipun spread yang semakin tipis, Indonesia masih lebih baik dibanding negara-negara tetangga. Contohnya, Filipina kini hanya memiliki spread tersisa sebesar 157 bps, sementara Thailand dan Korea Selatan malah menunjukkan angka negatif masing-masing -301 bps dan -151 bps.
Data terkini menunjukkan bahwa posisi non-residen dalam pasar SBN Indonesia mencapai Rp 952,98 triliun pada 19 Agustus 2025. Angka ini meningkat dari Rp 935,71 triliun pada akhir bulan Juli tahun yang sama, dengan proporsi kepemilikan mencapai 14,64% dari total SBN.
Di sisi lain, investor domestik memiliki SBN senilai Rp 5.557,63 triliun, meskipun terdapat penurunan dari bulan sebelumnya yang mencapai Rp 5.604,33 triliun. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada fluktuasi, skala kepemilikan lokal tetap mendominasi, mencapai 85,36% dari total kepemilikan SBN.
Persepsi Investor Terhadap Kinerja Ekonomi Indonesia
Ronald menjelaskan bahwa penurunan yield SBN tenor 10 tahun seiring dengan penurunan suku bunga acuan BI yang telah dipangkas sebanyak empat kali hingga mencapai 5%. Ini menunjukkan respons kebijakan moneter terhadap kondisi ekonomi yang ada.
“Meskipun kami mengalami penyempitan spread, inflow dari investor asing tetap menunjukkan tren positif,” tambahnya. Optimisme ini tampaknya sejalan dengan fakta bahwa Indonesia memiliki daya tarik yang berbeda dibandingkan negara-negara lain di kawasan.
Perkembangan ini juga mencerminkan kemampuan pasar Indonesia untuk beradaptasi dalam menghadapi tantangan global. Dengan mempertahankan stabilitas ekonomi dan kebijakan yang sesuai, Indonesia mampu menarik investor meskipun ada tantangan yang dihadapi.
Implikasi dari Investor Asing Terhadap Ekonomi Nasional
Kehadiran investor asing dalam pasar SBN dapat memberikan berbagai dampak positif bagi ekonomi nasional. Salah satu keuntungan yang paling signifikan adalah peningkatan likuiditas yang dihasilkan dari investasi asing tersebut.
Di samping itu, aliran modal ini juga berkontribusi terhadap pengembangan infrastruktur dan proyek-proyek penting lainnya di seluruh Indonesia. Ini menciptakan peluang kerja baru serta memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil.
Namun, penting bagi pemerintah untuk terus memantau dan menjaga keadaan pasar agar tetap menarik. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertahankan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta memberikan kepastian bagi para investor.
Dari sisi kebijakan, kejelasan dan konsistensi dalam regulasi juga menjadi faktor kunci yang menentukan bagaimana investor asing akan merespons peluang di Indonesia. Semakin transparan dan efektif kebijakan yang diterapkan, semakin besar kepercayaan yang akan dibangun oleh para investor.