www.lensautama.id –
Jakarta – Banyak individu berdarah India menjelma menjadi pemimpin di perusahaan teknologi global. Di antaranya adalah Satya Nadella, yang kini menjabat sebagai CEO Microsoft, dan Sundar Pichai yang memimpin Alphabet, induk perusahaan Google. Selain mereka, ada pula Arvind Krishna dari IBM dan Shantanu Narayen dari Adobe.
Fenomena menarik ini berakar dari cara masyarakat India berkembang dalam menghadapi tantangan yang ada. Menurut R. Gopalakrishnan, mantan Direktur Eksekutif Tata Sons, masyarakat India tumbuh di dalam kondisi yang tidak selalu mendukung. “Dari sejak lahir hingga meninggal, baik dalam pendidikan maupun pekerjaan, berbagai tantangan membentuk karakter orang India, menjadikan mereka manajer alami,” tuturnya.
Alih-alih terpuruk oleh kondisi yang sulit, banyak orang India berhasil mengubah situasi tersebut menjadi peluang. Mereka menjadi individu-individu yang cakap dalam memecahkan masalah dan beradaptasi dengan cepat. Dalam konteks budaya kerja, orang India sering kali lebih mengedepankan profesionalisme dibandingkan sikap saling bantu yang lebih umum di budaya kantor Amerika.
Menurut analisis dari sejumlah peneliti, banyak CEO dunia berasal dari kelompok minoritas di Amerika Serikat, di mana terdapat sekitar 4 juta orang India. Dari jumlah tersebut, satu juta di antaranya adalah ilmuwan dan insinyur, sementara 70% di antara mereka memegang visa H-1B, yang diberikan kepada pekerja asing, terutama di bidang teknik perangkat lunak. Sementara itu, 40% dari semua insinyur di Seattle memiliki latar belakang India.
Faktanya, perjalanan karir para imigran India ini sangat terkait dengan perubahan kebijakan imigrasi di AS pada tahun 1960-an. Kuota imigrasi yang awalnya bersifat nasional kemudian digantikan oleh sistem yang lebih berfokus kepada keterampilan serta bersatunya keluarga. Ini mendorong banyak dokter dan programmer perangkat lunak dari India untuk bermigrasi ke AS.
Keberadaan imigran India di Amerika semakin unik, karena banyak di antara mereka telah memperoleh pendidikan di universitas papan atas, dan beberapa di antaranya melanjutkan studi untuk mendapatkan gelar master di AS. “Mereka adalah yang terbaik di bidang mereka, dan itulah sebabnya mereka dapat bergabung dengan perusahaan-perusahaan besar,” ungkap Viviek Wadhwa, seorang pengusaha teknologi dan akademisi.
Fenomena ini juga didorong oleh jaringan yang dibangun di Silicon Valley, yang memungkinkan individu-individu ini untuk saling membantu dan mendukung. Seiring waktu, kolaborasi ini menghasilkan inovasi dan kemajuan yang signifikan dalam industri teknologi, menjadikan komunitas India sebagai salah satu kelompok yang paling berpengaruh dalam sektor tersebut.
Dengan demikian, keberhasilan orang India dalam memimpin perusahaan-perusahaan teknologi global bukan hanya soal bakat individu, tetapi juga merupakan hasil dari upaya kolektif dan dukungan dari komunitas yang kuat. Melalui kerja keras dan ketahanan dalam menghadapi tantangan, mereka telah membuktikan bahwa dengan dukungan yang tepat, siapapun dapat mencapai kesuksesan di arena global.