www.lensautama.id – Menjelang peringatan ke-80 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2025, publik dikejutkan oleh pengibaran bendera bajak laut yang berasal dari anime One Piece di salah satu rumah warga. Aksi ini memicu kontroversi dan reaksi yang beragam dari masyarakat, sebab banyak yang menganggapnya sebagai penyimpangan dari tradisi yang telah ada. Kebiasaan memasang bendera merah-putih sebagai simbol nasionalisme semakin terasa penting saat bulan Agustus tiba.
Namun, dibalik kontroversi ini, ada sejarah panjang tentang bendera nasional yang kurang diketahui banyak orang. Ide awal mengenai bendera Indonesia ternyata tidak langsung berbentuk merah-putih seperti yang kita kenal saat ini. Menelusuri kembali sejarah bendera merah-putih dapat memberikan perspektif yang lebih dalam tentang identitas nasional.
Pengibaran bendera merah-putih pertama kali terjadi pada momen Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Di sinilah kita juga mendengar lagu “Indonesia Raya” karya Wage R. Supratman yang menjadi lagu wajib nasional saat itu. Momen ini menandai langkah besar dalam pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia.
Sejarah Awal Bendera Merah-Putih di Indonesia
Dalam sejarahnya, merah-putih telah menjadi simbol perjuangan yang digunakan oleh para pejuang Indonesia sejak awal abad ke-20. Beberapa tokoh nasionalis, seperti Mohammad Yamin, dalam karyanya “6.000 Tahun Sang Merah Putih”, mengungkapkan bahwa simbol ini sebenarnya berakar dari era Majapahit. Sementara itu, para pelopor pergerakan nasional telah menjadikan merah-putih sebagai lambang identitas mereka.
Penggunaan bendera merah-putih pertama kali dinyatakan oleh mahasiswa Indonesia yang berada di Belanda dalam organisasi Indische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia pada tahun 1908. Dalam catatan sejarah, lambang tersebut tidak hanya sekedar warna, tetapi juga memiliki makna mendalam tentang kerakyatan dan perjuangan melawan kolonialisme.
Ketika bendera merah-putih berkepala kerbau digunakan, hal ini adalah simbol perlawanan dan kedaulatan. Dalam pandangan anggota pergerakan, kerbau dianggap sebagai simbol yang menggambarkan sifat masyarakat. Mereka percaya bahwa jika hewan ini diganggu, akan muncul kemarahan yang besar, menggambarkan potensi rakyat jika terus ditekan.
Perjalanan Lambang Merah-Putih Hingga Diakui
Seiring dengan perkembangan pergerakan nasional, simbol merah-putih berkepala kerbau mulai diadopsi oleh organisasi-organisasi lain. Namun, Partai Nasional Indonesia (PNI) melakukan penyesuaian dengan mengganti simbol tersebut menjadi banteng. Pilihan banteng ini dipertimbangkan karena dianggap lebih garang dan mencerminkan semangat perjuangan melawan penguasa kolonial.
Saat momen Sumpah Pemuda tiba, simbol merah-putih tanpa tambahan kepala hewan memang sudah ditetapkan sebagai bendera nasional. Namun, diskusi tentang kemungkinan menambahkan simbol kembali muncul pada tahun 1939. Dalam Kongres Rakyat Indonesia yang diadakan oleh Gabungan Politik Indonesia, ada peserta yang mengusulkan bendera merah-putih kembali menggunakan lambang kepala banteng.
Perry putusan kongres menyebutkan bahwa bendera nasional sepenuhnya adalah merah-putih tanpa tambahan apapun. Walaupun wacana tersebut tetap menimbulkan perdebatan, keputusan untuk tidak menambahkan lambang tetap dipegang hingga saat ini. Melalui keputusan tersebut, bendera merah-putih akhirnya dapat dikibarkan dengan bangga sebagai simbol identitas nasional Indonesia.
Bendera Merah-Putih sebagai Simbol Persatuan Bangsa
Hingga kini, bendera merah-putih tak hanya sekedar kain yang berkibar di angkasa. Ia menjadi simbol persatuan dan kebangkitan bangsa setelah mengalami masa penjajahan yang panjang. Rasa bangga dan cinta tanah air terpancar setiap kali bendera ini dikibarkan dalam berbagai perayaan nasional.
Setiap individu yang melihat bendera merah-putih pasti merasakan semangat perjuangan yang menggebu-gebu. Bendera ini merepresentasikan harapan dan cita-cita bangsa yang ingin meraih kemerdekaan dan kemandirian. Terlebih, bendera merah-putih juga menjadi pengingat akan jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kebebasan.
Kisah perjalanan bendera merah-putih ini tentunya mengajarkan kita akan pentingnya memahami sejarah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Melalui pengetahuan tentang perjalanan bendera, kita diingatkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai yang beraneka ragam.