www.lensautama.id –
Jakarta – Generasi muda di Indonesia, termasuk Gen Z dan milenial, menunjukkan preferensi yang kuat terhadap keseimbangan finansial, makna dalam pekerjaan, dan kesehatan mental. Temuan ini muncul dari sebuah survei yang melibatkan lebih dari 23.000 responden di berbagai negara termasuk Indonesia.
Survei ini mencatat bahwa kemandirian finansial adalah tujuan utama dalam karier bagi banyak anak muda, dengan 34% dari Gen Z dan 33% dari milenial mengutamakan hal ini dibandingkan dengan dampak sosial dari pekerjaan mereka, yang hanya diinginkan oleh 8% Gen Z dan 5% milenial.
Kemandirian Finansial sebagai Fokus Utama
Pentingnya kemandirian finansial terlihat jelas dalam data yang ada. Meskipun pekerjaan yang bermakna tetap memiliki nilai, prioritas utama bagi banyak responden adalah mencapai stabilitas finansial terlebih dahulu. Fenomena ini menunjukkan bahwa generasi saat ini lebih memilih untuk memiliki keamanan ekonomi sebelum terjun ke dalam hal-hal yang lebih abstrak seperti pekerjaan bermakna.
Menurut laporan tersebut, 72% Gen Z dan 71% milenial mengharapkan dukungan dari manajer dalam pekerjaan mereka. Namun hanya 52% yang merasa mendapat bimbingan yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa banyak organisasi masih fokus pada aspek teknis pekerjaan tanpa membina hubungan mentor yang kuat dengan karyawan muda, yang mungkin berdampak pada kepuasan kerja.
Perkembangan Keterampilan dan Tantangan Kehidupan Sehari-hari
Pembangunan keterampilan juga penting bagi generasi muda. Sebanyak 66% Gen Z dan 58% milenial secara teratur berupaya mengembangkan keterampilan karier mereka, setidaknya sekali dalam seminggu. Ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya adaptasi dalam dunia kerja yang cepat berubah, terutama dengan kemunculan teknologi baru.
Namun, tantangan tidak berhenti sampai di situ. Biaya hidup yang meningkat juga menjadi isu utama, di mana 33% Gen Z dan 32% milenial mengidentifikasi hal ini sebagai perhatian terbesar, menunjukkan tingginya tekanan untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari yang semakin sulit. Selain itu, lebih dari 70% dari mereka meyakini bahwa kecerdasan buatan generatif akan memengaruhi jenis pekerjaan mereka di masa depan, mengarah pada pilihan karier yang lebih tahan terhadap otomatisasi.
Tingkat stres dalam lingkungan kerja juga menjadi perhatian, dengan 77% Gen Z dan 74% milenial menganggap pekerjaan mereka sebagai sumber utama kecemasan. Di antara faktor-faktor penyebabnya adalah budaya kerja yang tidak sehat, jam kerja yang panjang, dan kurangnya waktu untuk memenuhi tuntutan pekerjaan.
Di balik semua tantangan ini, ada harapan dan kepedulian yang kuat terhadap isu lingkungan. Sebanyak 90% Gen Z dan 89% milenial merasa cemas tentang keadaan lingkungan, dan banyak yang bersedia membayar lebih untuk produk yang berkelanjutan. Ini menunjukkan bahwa kesadaran lingkungan menjadi faktor penting dalam keputusan mereka, termasuk saat memilih tempat bekerja.