www.lensautama.id – Transaksi QRIS di Indonesia menunjukkan fenomena menarik yang dapat mengungkap dinamika kelas ekonomi masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, angka transaksi ini mengalami perubahan yang signifikan, mencerminkan kondisi ekonomi masyarakat. Hal ini menjadi perhatian karena dapat berkontribusi pada penurunan kelas menengah di tanah air.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan yang tajam. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang daya beli masyarakat dan dampaknya terhadap perekonomian negara. Mengapa bisa terjadi demikian, dan apa implikasinya bagi perekonomian secara keseluruhan?
Penurunan Kelas Menengah dalam Masyarakat dan Implikasi Ekonominya
Data menunjukkan bahwa antara tahun 2019 dan 2024, jumlah individu yang tergolong kelas menengah berkurang drastis, dari 57,33 juta menjadi 47,85 juta orang. Penurunan ini sejalan dengan adanya peningkatan dalam kelompok masyarakat rentan atau aspirasi kelas menengah yang justru naik. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran signifikan dalam struktur sosial ekonomi di Indonesia.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa banyak orang kini berada di ambang garis kemiskinan. Penurunan ini tak hanya sekadar angka; ini adalah gambaran nyata dari kualitas hidup yang tergerus. Dengan berkurangnya daya beli, banyak individu harus beradaptasi dengan perubahan kebutuhan hidup yang lebih mendasar.
Taktik Masyarakat dalam Menghadapi Perubahan Ekonomi dan Transaksi QRIS
Di tengah tantangan ini, masyarakat mulai mengubah pola belanja mereka. Banyak yang beralih dari barang-barang non-esensial ke kebutuhan sehari-hari, seperti bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga. Ini menggambarkan strategi adaptasi masyarakat untuk bertahan di tengah tekanan ekonomi yang meningkat.
Dengan adanya inovasi dalam sistem pembayaran, seperti QRIS, tentu saja ada harapan untuk mempermudah transaksi dan meningkatkan daya beli. Namun, penurunan transaksi QRIS yang tercatat membuktikan bahwa meskipun ada kemudahan, jika daya beli menurun, efeknya akan tetap sama. Komunitas harus memperoleh informasi dan konsolidasi untuk meningkatkan kembali kelas menengah yang berkurang demi masa depan yang lebih baik.