Jakarta – Lo Kheng Hong, seorang investor terkemuka, memiliki perjalanan yang tidak selalu mulus di dunia investasi. Sejarah mencatat bahwa dia pernah merasakan kerugian yang cukup besar, mencapai 85% dari total kekayaannya. Pria yang lahir pada tahun 1959 ini berinvestasi di berbagai perusahaan, mulai dari sektor multifinance, pabrik ban, hingga media. Beberapa di antaranya adalah PT Clipan Finance Indonesia Tbk, PT Gajah Tunggal Tbk, dan PT Global Mediacom Tbk.
Pada tahun 1998, saat krisis finansial melanda, Lo Kheng Hong mengalami masa-masa sulit. Dia mengungkapkan betapa beratnya kondisi saat itu, di mana dia hanya memiliki 15% dari kekayaannya yang tersisa. Dengan dua anak dan seorang istri yang tidak bekerja, kenyataan ini sangat menekan. Dia merefleksikan, “Uang saya berkurang 85%, sisa 15%. Saya waktu itu sudah sepenuh waktu berinvestasi.”
Dengan sisa uang yang ada, dia memutuskan untuk berinvestasi di PT United Tractor Tbk, sebuah langkah yang mungkin terdengar berisiko tetapi dengan perhitungan yang matang. Saat itu, harga saham perusahaan hanya Rp 250 per lembar. Mempertimbangkan kinerja perusahaan, di mana laba per saham mencapai Rp 7.800 dan total laba usaha sebesar Rp 1,1 triliun, keputusan ini menjadi pilihan yang strategis.
“Saya menaruh semua uang saya di United Tractor. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh saya lewatkan. Saya memutuskan untuk membeli seluruhnya hanya di satu tempat,” ujarnya. Meski sempat ragu karena kinerja saham yang lambat, keyakinannya akan potensi kenaikan harga tidak pudar.
Kebangkitan tersebut tidak memakan waktu lama. Enam tahun kemudian, nilai saham itu melonjak hingga mencapai Rp 15 ribu per lembar pada tahun 2004. Lo Kheng Hong merasa terkejut saat melihat nilai investasinya meningkat pesat. “Saya gemetar, tiba-tiba uang saya jadi banyak. Namun, ada keraguan dalam diri saya, “Jika nanti sahamnya turun lagi bagaimana?” Akhirnya, dia memutuskan untuk menjual sahamnya pada saat harga tersebut.”
Keputusan untuk menjual sahamnya pada titik itu membuatnya merasa campur aduk. “Saya tidak pernah menyangka bahwa harga saham kemudian bisa naik jauh lebih tinggi, bahkan mencapai Rp 600 ribu.” Namun, dari pengalaman pahit tersebut, dia belajar banyak tentang ketahanan dan strategi investasi di masa sulit.
Pengalaman Lo Kheng Hong merupakan pelajaran berharga bagi para investor untuk tetap sabar dan strategis, meskipun dalam situasi yang tidak menguntungkan. Jangan cepat mengambil keputusan berdasarkan rasa cemas, melainkan perlunya memahami dan menganalisa prospek sebuah perusahaan dengan baik.
Riwayat investasi Lo Kheng Hong merupakan contoh nyata dari resiliensi di dunia saham. Seringkali, sikap optimis dan pendekatan analitis yang baik mampu membawa seorang investor melewati masa sulit menuju kesuksesan. Hal ini membuktikan bahwa ketekunan dan keputusan yang cermat dapat menghasilkan hasil yang luar biasa, di saat berbagai tantangan menerpa.