www.lensautama.id – Pesut Mahakam, salah satu spesies lumba-lumba air tawar yang sangat langka, terancam punah di habitat alaminya. Keberadaannya dalam ekosistem perairan Mahakam semakin berkurang, dan hal ini menciptakan keprihatinan di kalangan para pencinta lingkungan dan peneliti.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa kelahiran pesut Mahakam menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Dengan hanya enam bayi lahir pada periode 2020 hingga 2021, angka kematian pesut juga mencapai tingkat yang memprihatinkan.
Sejak tahun 2017, hanya terdapat jumlah kelahiran pesut yang sangat minim, menciptakan pola pemusnahan yang mengkhawatirkan. Data menunjukkan bahwa dalam empat tahun terakhir, hanya 24 bayi pesut yang terlahir di perairan tersebut, dan angka kematian pun semakin meningkat.
Ragam Ancaman yang Menghantui Pesut Mahakam di Sungai
Penyebab kematian pesut Mahakam sangat beragam, dengan lebih dari 70% kematian diakibatkan oleh penggunaan jaring insang atau rengge. Jaring ini merupakan alat tangkap ikan yang digunakan nelayan setempat, dan sangat berbahaya bagi pesut yang terjebak di dalamnya.
Selain itu, sekitar 9% dari kematian pesut disebabkan oleh tabrakan dengan kapal. Ancaman-ancaman ini menunjukkan bahwa interaksi manusia dengan lingkungan sangat berbahaya bagi keberadaan mereka. Sisa kematian lainnya disebabkan oleh racun, limbah, dan bahkan menjadi korban pembunuhan.
Dalam catatan RASI, terdapat juga permasalahan terkait proses kelahiran yang buruk dan serangan predator. Kondisi ini menciptakan siklus kemunduran yang sulit dipecahkan.
Status Konservasi dan Klasifikasi IUCN Terhadap Pesut Mahakam
Pesut Mahakam saat ini masuk dalam kategori Critically Endangered, atau sangat terancam punah, menurut klasifikasi IUCN. Kategori ini menunjukkan bahwa spesies tersebut berada dalam risiko tinggi untuk punah di alam liar.
Penyebab utama klasifikasi ini adalah ukuran populasi yang sangat kecil serta tingkat kelahiran yang rendah. Ancaman dari aktivitas manusia terus menjadi faktor penentu dalam penurunan angka populasi pesut di kawasan ini.
Status ini bukan hanya angka statistik, namun menjadi tanda bahwa tindakan segera diperlukan untuk melindungi spesies yang hampir punah. Mentalitas proaktif dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi mereka yang terancam di sungai Mahakam.
Penurunan Habitat Pesut Mahakam dan Solusi Konservasi
Habitat pesut Mahakam sangat terbatas dan bergantung pada kondisi Sungai Mahakam dan lahan gambut di sekitarnya. Namun, lingkungan mereka semakin tertekan oleh aktivitas manusia yang merusak, seperti pembangunan perkapalan yang masif.
Penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan dan konversi lahan gambut untuk pertanian atau pembangunan ekonomi turut memperburuk keadaan. Pencemaran lingkungan juga menjadi masalah besar yang wajib ditangani untuk melindungi habitat pesut.
Pentingnya upaya pengawasan dan perlindungan yang lebih ketat terhadap aktivitas di sepanjang sungai menjadi hal yang mutlak. Dukungan dari pihak pemerintah serta masyarakat sangat diperlukan dalam hal ini.