Jakarta – Sejak Joe Biden menjabat sebagai presiden, Amerika Serikat telah memperketat pembatasan ekspor chip kecerdasan buatan (AI) ke China. Tujuannya jelas: untuk mengendalikan pengembangan teknologi AI di negara tersebut. Kekhawatiran yang mendasarinya adalah potensi penggunaan AI oleh China untuk memperkuat kekuatan militer mereka.
Meskipun langkah ini diambil, President Donald Trump yang baru terpilih memiliki pandangan berbeda. Ia menyatakan bahwa pembatasan yang ada saat ini dinilai tidak cukup kuat dan kerap kali menghadirkan kerumitan dalam penerapan.
Menurut juru bicara Kementerian Perdagangan AS, pemerintahan Trump berencana untuk merombak total regulasi yang ditetapkan oleh Biden. Rencana ini melibatkan penyederhanaan proses dan pemberlakuan aturan yang lebih ketat untuk mencegah adanya celah bagi China untuk mengelabui regulasi yang ada.
Fokus utama adalah untuk memastikan bahwa kekuatan komputasi canggih tetap ada di AS dan sekutunya. “Aturan yang digagas oleh Biden nuansanya terlalu rumit dan mempersulit proses inovasi di dalam negeri,” tambah juru bicara tersebut.
Upaya perubahan ini melibatkan peninjauan kembali strategi pemblokiran chip ke China. Langkah ini mungkin akan menghilangkan pembagian negara dalam kategori tier, yang merupakan pendekatan yang diambil oleh pemerintahan sebelumnya. Dalam sistem tier yang ada, negara-negara dibagi menjadi tiga kategori, dengan 17 negara di tier 1 mendapatkan akses penuh tanpa batas, sementara 120 negara lainnya dikenakan aturan tertentu.
Tier 3, yang mencakup negara-negara seperti China, Rusia, Iran, dan Korea Utara, benar-benar diblokir dari akses chip AI tercanggih buatan AS. Kebijakan yang berbeda ini menjadi sorotan karena dapat memperbesar jurang dalam kompetisi teknologi.
Rincian terbaru juga menunjukkan bahwa Trump telah memutuskan untuk melarang ekspor chip H20 dari Nvidia ke China. Chip ini sebelumnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan China di bawah kebijakan Biden, sebagai bagian dari usaha untuk tetap beroperasi tanpa melanggar hukumnya.
Belum ada kejelasan mengenai kapan aturan baru akan diterapkan, tetapi ada indikasi bahwa pemerintahan Trump akan lebih menekankan pada lisensi global dan kesepakatan antar pemerintah. Keputusan ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap interaksi teknologi antara AS dan China, yang merupakan rival utama dalam perang teknologi global.
Penting untuk dicermati apakah kebijakan baru ini akan mampu membatasi kemajuan teknologi China atau justru berbalik menjadi tantangan bagi perusahaan teknologi di AS. Dalam era yang semakin kompetitif, keputusan ini akan sangat berdampak pada posisi dominasi AS dalam industri AI global.